Selasa, 03 Agustus 2010

Perspektif Psikologi Tentang Remaja dan Problematikanya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa transisi dari periode anak kedewasa. Akan tetapi, apakah kedewasaan itu ? Secara Psikologi, kedewasaan tentu bukan hanya tercapai umur tertentu seperti misalnya dalam ilmu hukum. Secara Psikologi, kedewasaan adalah keadaan berupa ada ciri-ciri psikologi tertentu pada seseorang. Ciri-ciri psikologi itu menurut G.W. Allport (1961, Bab VII) adalah sebagai berikut :

1. Pemekaran diri sendiri (extension of the self), yang di tandai dengan kemampuan seseorang untuk menggangap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang, sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki. Salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang dicintainya, untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya, menunjukkan adanya tanda-tanda kepribadian dewasa (mature persolality). Ciri lain adalah berkembang edo ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan.

2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self object tivication) ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai waktu tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Ia tidak marah jika dikritik. Pada saat-saat yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari darinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.

3. Memiliki filsafah hidup tertentu (unifying philoshophy of life). Hal itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia ia tahu kedudukannya dalam masyarakat, ia paham bagaimana harusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut, dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pandapat-pendapatnya serta sikap-sikap cukup jelas dan tegas.

Ciri-ciri yang disebutkan Allport tersebut biasanya dimulai sejak fisik tumbuh dan tanda-tanda seksual sekunder. Ia mulai jatuh cinta, mulai mempunyai idola, dan seterusnya.[1]

Kajian masalah remaja bukanlah merupakan Dengan adanyan perbedaan pendapat dari pada ahli dalam menetapkan batas usia remaja tersebut, maka sebagai ketentuan umum batas usia remaja adalah umur 13-21 tahun. Dan dalam usia tersebut mempunyai ciri-ciri tertentu, baik ditinjau dari segi fisik maupun mentalnya.

Untuk mengetahui ciri-ciri remaja akan dijelaskan dalam uraian sebagai berikut

a. Pertumbuhan fisik

b. Perkembangan seksual

c. Cara berpikir kausalitas

d. Emosi

e. Terikat dengan Kelompok[2]

Pertumbuhan fisik akan mengalami perubahan dengan cepat, lebih sepat bila dibandingkan dengan masa anak-anak dan dewasa. “Perkembangan fisik mereka jelas terlihat pada tangkai tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembang dengan pesat, sehingga akan terlihat bertubuh tinggi tetapi kepalanya masih mirip dengan anak-anak.”[3]

Dengan demikian kalau kita melihat dari bentuk tubuhnya seperti halnya orang yang sudah dewasa. Hal ini mencerminkan, bahwa segala organ tubuh remaja menyangkut fungsi seksualnya yang sudah berfungsi sebagaimana pada orang yang sudah tumbuh dan berkembang seperti halnya orang dewasa.

Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya adalah alat produksi spermanya mulai aktif berproduksi. Ia mengalami mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma sedangkan pada anak perempuan sudah mengalami menstruasi.

Selain tanda-tanda itu, pada anak wanita mulai terjadi pelebaran pada pinggulnya dan pahanya membesar. Di samping itu juga perkembangan pada anak wanita lebih cepat bila dibandingkan dengan laki-laki.

Dalam tahapan perkembangan psikososial yang dikemukakan Erikson, dinyatakan bahwa tugas utama yang dihadapi remaja adalah membentuk identitas, personal yang stabil, kesadaran yang meliputi perubahan dalam pengalaman dan peran yang yang mereka miliki, dan memungkinkan mereka untuk menjembatani masa kanak-kanak yang telah mereka lewati dan masa dewasa yang mereka masuki

Dalam kehidupan sosialnya remaja terkenal dengan ingin bebas dan tidak mau teikat dengan peraturan-peraturan yang dianggapnya sebagai tambahan untuk mereka dapat berkembang, karena usia remaja ini merupakan salah satu fase dari kehidupan umat manusia yang selalu penuh dengan permasalahan.sesuatu hal sederhana, karena masalah remaja ini sangat bersifat kompleks bahkan dikalangan ahli pun banyak mengemukakan pendapat yang berbeda tentang kehidupan masa remaja ini baik dalam segi kehidupan pribadinya, kehidupan social dan sebagainya. Oleh karena itu untuk mengenal dan menambah khazanah pengetahuan tentang remaja tentunya lebih baik terlebih dahulu mengerti tentang remaja itu sendiri termasuk keberadaanya.

Usia remaja juga memerlukan kebebasan, kebebasan dalam arti segi emotional dan material kematangan dalam fikis atau tubuh mendorong remaja untuk berdikasi dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga terlepas dari emosi Ibu, Bapak dan Keluarga. Akan tetapi banyak Ibu, Bapak tidak memahami keinginan yang tersimpan dalam jiwa mereka tersebut, mereka dituntut harus menuruti perintah / aturan orang sehingga pada akhirnya timbul jiwa pemberontakkan dalam diri mereka terhadap keinginan orang tuanya dan hal ini pun pada tahap selanjutnya menjadi suatu permasalahan baik diri mereka sendiri dan juga orang tua.

Sebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri dan ingin berdikari bertentangan dengan keperluan untuk tetap bergantung pada Ibu Bapak. Gojalak jiwa ini membuat remaja tidak nyaman, dari suatu sisi mereka ingin berdikari tapi di suatu sisi masih sangat memerlukan keluarganya.

Kehidupan sosoial remaja dan penyesuaian diri juga terkadang membuat permasalahan tersendiri bagi remaja. Remaja sangat memerlukan agar kehadirannya dapat diterima oleh oleh orang lain yang ada di lingkungan akan tetapi mungkin akibat dari penyesuaian diri yang salah membuat remaja seakan-akan tidak bisa diterima di lingkungannya akhirnya remajapun senantiasa memilih mengurung diri di rumah dari pada harus bergaul dengan orang lain disekitarnya.

Keinginan remaja terhadap sesuatu tidak dapat dipenuhi karena dihalangi ketentuan agama dan adaptasi kebiasaan ditengah masyarakat. Pertentangan itu semakin terasa jika remaja menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja, mereka berpakaian yang tidak senonoh, menonton video yang tidak layak ditonton oleh remaja dan berperangai tidak manis di depan mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang dapat menempatkan dirinya pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang tercela dari kehidupannya akan tetapi pada remaja yang tidak dapat menempatkan diri pada posisinya, mempunyai kaidah yang lemah serta dapat membuat mereka yang kurang memadai tentunya akan menambah jumlah permasalahan yang ada pada remaja

Bertanya permasalahan, yang dihadapi remaja membuat mereka bingung harus melakukan apa untuk menyelesaikannya diselesaikan secara mandiri mereka merasa kesulitan dan bila diceritakan serta meminta bantuan orang-orang atau orang lain mereka merasa khawatir, takut dan malu mungkin saja nanti dirinya akan diejek dan dianggap masih anak-anak yang tidak dapat menyelesaikan masalah persoalan secara mandiri.

Remaja sudah berpikir kritis sehingga ia akan marah bila orang tua, guru ataupun lingkungan masyarakat masih memperlakukan mereka seperti anak kecil bila orang tua, guru tidak memahami cara berpikir remaja, akibatnya timbullah kenakalan remaja.

Mengenai emosi pada remaja, bermanfaat dalam mencari identitas dirinya. Emosi yang terkendali ataupun tidak terkendali disebabkan oleh konflik peran yang dialami remaja. Dengan adanya emosi-emosi itu remaja berhadapan mencari jalannya menuju kedewasaan.

Permasalahan yang sering dialami dalam masa remaja adalah masalah tidak percaya diri karena tubuhnya kurang / tidak ideal baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendir, atau merasa tidak memiliki kelebihan yang bisa dipakai sebagai modal dalam bergaul. Rasa kurang percaya diri ini kemudian menyebar ke hal-hal yang lain, misalnya malu untuk berhubungan dengan orang lain, tidak percaya diri untuk tampil dimuka umum, menarik diri, pendiam, malas bergaul, dengan lawan jenis atau bahkan kemudian menjadi seorang yang pemarah, sinis, dll. Dalam perkembangan sosial remaja, self-esteem yang positif sangat berperan dalam pembentukkan pribadi yang kuat, sehat dan memiliki kemampuan untuk menentukkan pilihan, termasuk mampu berkata “tidak” untuk hal-hal yang negatif dengan kata lain tidak mudah terpengaruh berbagai godaan yang dihadapi seorang remaja setiap dari teman sebaya mereka sendiri.

Self-esteem yang rendah akan memperlemah hubungan yang bina dengan orang lain, sedangkan self-esteem yang tinggi akan mendukung remaja untuk mengembangkan hubungan mereka dengan orang lain. Selain itu Masters & Johnson juga mengatakan bahwa self-esteem ini juga berpengaruh terhadap sikap seseorang terhadap stastusnya sebagai remaja. Seorang remaja yang memiliki self-esteem yang positif maka ia tidak akan mudah terbawa godaan yang banyak ditawarkan oleh lingkungan. Misalnya dari sebuah penelitian, ditemukan bahwa. Remaja yang mempunyai self-esteem rendah cenderung lebih mudah menyalagunakan obat-obatan atau mengkomsumsi napza. Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan di antara orientasi masa depan yang mulai diperhatikan pada usia remaja, orientasi masa depan remaja akan lebih terfokuskan dalam bidang pendidikan. Hal ini dimana usia remaja merupakan usia kritis karena remaja mulai memikirkan tentang prestasi yang dihasilkannya, dan prestasi ini terkait dengan bidang akademis mereka. Suatu prestasi dalam bidang akademis menjadi hal yang serius untuk diperhatikan, bahkan mereka sudah mampu membuat perkiraan kesuksesan dan kegagalan mereka ketika merekda memasuki usia dewasa.

Mengenai kelompok, remaja selalu ingin hidup berkelompok karena ia merasa tidak sendirian dalam menghadapi suatu masalah. Dengan adanya kelompok dapat untuk saling bertukar pikiran dan saling memberikan motivasi.

Di samping itu ciri-ciri psikis remaja antara lain sebagai berikut :

a. Kecenderungan untuk meniru orang yang diidolakanya

b. Kecenderungan untuk, mencari perhatian

c. Kecenderungan mencari idola

d. Selau ingin mencoba-coba terhadap hal-hal yang baru

e. Emosi mudah meletup.[4]

Sebenarnya masalah remaja bukanlah masalah baru, bukan pula masalah bangsa saja, tapi masalah yang di hadapi oleh setiap bangsa, bahkan setiap manusia yang diberi oleh Tuhan umur sampai kepada masa yang dinamakan remaja itu. berdasarkan masalah-masalah yang muncul atau yang dihadapi para remaja maka penulis tertarik untuk mengankat masalah tersebut menjadi topik penelitian skripsi yang berjudul “Perspektif Psikologi tentang Remaja dan Problematiknya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan pada skripsi ini adalah :

1. Apa saja yang menjadi Penyebab Remaja mengalami banyak Problematika ?

2. Masalah apa saja yang dihadapi oleh Remaja ?

3. Bagaimana Solusi untuk Mengatasi Permasalahan yang dihadapi oleh para Remaja ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih muda, terarah dan tidak keluar dari tema penelitian maka penulis memandang perlu untuk memberikan batasan masalah. Penelitian ini hanya membatasi usia remaja antara 13-21 tahun saja. Karna pada usia tersebutlah remaja mempunyai masalah yang sangat sulit untuk dia sendiri pecahkan dan memerlukan bantuan orang lain dan pada usia tersebut ciri-ciri remaja dapat kita lihat baik dari segi fisiknya maupun segi mentalnya.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Melalui paparan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyebab hingga remaja mengalami problematika yang sangat sulit untuk dia pecahkan secara sendiri

2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh para Remaja dan akibat dari problematika itu tersendiri

3. Untuk mengetahui cara bagaiamana mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para remaja

E. Kerangka Teori

“Istilah Psikologi merupakan alih kata dari bahasa Inggris Psychology dan kata ini berasal dari bahasa Yunani Psycho dan Logos. Adapun Psycho bearti jiwa sedangkan logos berarti pengetahuan atau ilmu. Jadi secara etimologi, Psikologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa.[5] “Fungsi jiwa adalah untuk berpikir, merasa dan berkehendak.

Berdasarkan pengertian diatas, Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-Isra : 85

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".[6]

Firman Allah di atas menunjukkan kepada kita bahwa pengetahuan tentang ihwal jiwa (roh), kemampuan dalam perkembangan manusia sangat terbatas yaitu hanya pada gejala jiwa yang nampak secara lahiriah, berupa tingkah laku saja, sedangkan dibalik itu manusia tidak mampu untk mengetahuinya. Hakikat jiwa (roh) itu berada ditangan Allah sendiri. Dia Maha Mengetahuinya dan Maha Kuasa terhadap jiwa (roh) tersebut.

Dr. H. Abu Ahmadi dalam bukunya Psikologi Sosial memberikan pengertian “Psikologi artinya Ilmu yang mempelajari jiwa, baik mengenai macam-macam gejalahnya, prosesnya maupun latar belakangnya.”[7]

Agusnawar dalam bukunya Psikologi Pelayanan memberikan pengertian “Psikologi secara etimologi adalah ilmu jiwa atau studi tentang jiwa, tentang roh.[8]

Menurut Kamus lengkap Psikologi, Psyche (jiwa) adalah :

1. “Prinsip hidup, asas hidup

2. Fikiran, akal, ingatan

3. Jati diri”[9]

Jadi Pengertian Psikologi menurut bahasa (etimologi) adalah ilmu yang mempelajari bagaimana prinsip berpikir, dalam menganalisa gejala-gejala yang ada pada manusia dengan menggunakan akal yang sehat.

1. Menurut Woodwarth Marquist Psikologi dapat didefinisikan “Sebagai Ilmu pengetahuan aktifitas individu-individu dari sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungan dengan alam sekitar.”[10]

2. Menurut Gustav Fechner, pelopor aliran ilmu jiwa yang bercorak ilmu Pengetahuan yang memperlajari tentang hubungan antara jasmani dan rohani manusia”

3. Menurut George A. Miller seorang Sarjana Psikologi Amerika Serikat mendefinisikan “Psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang mental manusia”.[11]

Pengertian lain tentang Psikologi yaitu, “Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan.”[12]

Dari beberapa pengertian Psikologi menurut istilah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Psikologi adalah Ilmu yang mempelajari jiwa baik mengenai macam-macam gejalanya.

b. Psikologi adalah Ilmu yang mempelajari dunia dalam hubungan dengan lingkungan alam sekitar.

c. Psikologi memperlajari tentang pola pikir manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang dimaksud disini adalah mengkaji atau memeriksa daftar pustaka untuk mengetahui apakah permasalahan yang akan diteliti sudah ada, mahasiswa yang meneliti atau yang membahasnya. Disini untuk membantu penulis dalam penelitian ini, penulis mengkaji beberapa karya penelitian yang berhubungan dengan tema penelitia ini. Adapun karya-karya tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Sarlito Wirasan Sarwono dalam buku yang berjudul “PSIKOLOGI REMAJA” yang memuat tentang ciri-ciri psikologi, problematiaka yang dihadapi oleh para remaja dan buku ini bertujuan untuk mengetahui remaja itu apa dan menjauhkan remaja dari perbuatan perilaku menyimpang.

2. Zakiyah Darajat dalam bukunya “PEMBINAAN REMAJA” yang memuat tentang problem yang dirasakan dulu dan sekarang oleh remaja dan Pembinaan yang dilakukan untuk menghadapi problem yang dihadapi oleh remaja, dari itu buku pembinaan remaja, pembinaan remaja ini disusun dalam rangka pemenuhan bahan dan bahan pengajaran bagi setiap penelitian.

3. Haditono, S. R dalam bukunya “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENGANTAR DALAM BERBAGAI BAGIANNYA” yang memuat tentang Perkembangan Kepribadian yang penting pada masa Remaja, Pencarian Identitas Diri serta menjadi seorang Remaja yang unik dengan peran yang penting dalam kehidupannya.

G. Metodelogi Penelitian

1. Jenis dan Sumber data

a. Jenis data

Karena penelitian ini merupakan kajian tentang prespektif psikologi remaja yang erat kaitannya dengan remaja, problematika yang dihadapinya serta dapat membantu remaja itu sendiri untuk menyelesaikan atau menolong mereka agar para remaja sekarang tidak melakukan perbuatan yang menyimpang, maka kajian ini merupakan kajian pustakaan (liberary research) maka jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang ada hubungannya dengan psikologi remaja serta data yang berhubungan dengan problem dan cara untuk menghadapi atau menangani masalah yang dihadapi oleh para remaja.

b. Sumber Data

Karena penelitian ini adalah berbentuk penelitian kepustakaan maka yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini digali dan dihimpun dari berbagai sumber yang telah ditetapkan melalui studi kepustakaan, selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan pokok permasalahan.

3. Analisa Data

Data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisa secara deskriptif kualitatif, dengan memberikan interprestasi klasifikasi (penjelasan dari ulasan), serta memberikan rincian-rincian terhadap bahan rujukan (literatur) dan pada akhirnya akan diambil kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam sistematika pembahasan serta mudah dalam mencapai tujuan, maka pembahasan dan penelitian hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk Skripsi yang terdiri dari lima bab, dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

Bab I Adalah Bab Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II Adalah Tinjauan umum tentang Psikologi Islam yang berisikan pengertian psikologi, dan remaja serta ciri-ciri remaja itu tersendiri, konsep psikologi dalam remaja dan problematika dan metode pembinaan remaja yang mempunyai problem menurut prespektif psikologi.

Bab III Adalah Tinjauan terhadap psikologi remaja dan ciri-ciri remaja itu tersendiri yang berisikan teori-teori psikologi remaja, prinsip-prinsip dalam pembinaan psikologi dan bimbingan kepada remaja serta langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan problematika yang dialaminya.

Bab IV Adalah Penutup, Kesimpulan d an Saran-saran

Daftar Pustaka

Sarwono, Sarlito Wirasan 2007. Psikologi Remaja. PT. RajaGrafindo Persada : Jakarta

Z ulkifli. 1987. Psikologi Perkembangan. Remaja Karya : Bandung

Kauma, Fuad. 1999. Sensasi Remaja di Masa Puber. Kalam Mulia : Jakarta

Jumantoro, Tato. 2001. Psikologi Dakwah Dengan Aspek-aspek Kejiwaaan yang Qur’an, Amzah : Wonosobo

Agama, Departemen. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahan. Penerbit Mahkota : Surabaya

Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Reneka Cipta

Gusnawar, A. 2002. Psikologi Pelayanan.Al Fabeta : Bandung

C.P. Chaplin, 1993. (Penterjemah Dr. Kartini Kartono). Kamus Lengkap Psikologi. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

Ahmadi, Abu. 1998. Psikologi Umum. Reneka Cipta : Jakarta

Arifin. 2000. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Bumi Aksara : Jakarta



[1]. Sarlito Wirasan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hlm 72

[2]. Z ulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung : Remaja Karya, 1987), h 84

[3]. Ibid, h. 85

[4]. Fuad Kauma, Sensasi Remaja di Masa Puber, (Jakarta : Kalam Mulia, 1999), h. 9

[5] . Tato Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-aspek Kejiwaaan yang Qur’an, Amzah Wonosobo, 2001, h, 13

[6] . Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya Penerbit Mahkota, 1989), h 437

[7] . Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Reneka Cipta, h 1

[8] . A gusnawar, Psikologi Pelayanan. (Bandung : Al Fabeta, 2002), h 3

[9] . C.P. Chaplin, (Penterjemah Dr. Kartini Kartono). Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 1993), h 392

[10] . Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta Reneka Cipta 1998), h 14

[11] . Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta Bumi Aksara, 2000), h 14

[12] . Ibid, h 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar